Pohon Paling Menyeramkan di Inggris

Posted by el khan

Pohon di Stowlangtoft di Bury St Edmund, Sufflolk, ini terkenal bukan karena tingginya yang mencapai 21 meter, melainkan karena bentuknya yang mengerikan.



Lubang-lubang pada pohon itu membentuk wajah yang mengerikan, terlebih bagian mulutnya. Bahkan lubang "mulut" yang lebar itu tampak memiliki gigi dan lidah yang terpelintir.

Pohon ini pertama kali dilihat oleh David Garnham dan kini dinobatkan sebagai pohon paling mengerikan di Inggris. Garnham berpendapat, pohon itu versi alam lukisan "Scream" karya Edvard Munch.

http://www.students.sbc.edu/kitchin04/artandexpression/edvard_munch_the_scream590%5B1%5D.jpg


"Pohon itu menunjukkan keindahan sejati alam. Saya menyebutnya "Nature Scream" karena mirip sekali dengan lukisan klasik karya Edvard Munch," ujarnya.

Sumber :
kompas.com

Realitas dan Pancaindra Anda

Posted by el khan

Realitas dan Pancaindra Anda 








Pernahkah Anda berpikir apakah orang lain mengalami perasaan melihat, mencium atau menyentuh sebagaimana Anda? Mungkin pernah, namun Anda tidak dapat menyimpulkan secara pasti karena mustahil bagi Anda untuk mengetahui dunia pancaindra orang lain. Jika demikian, perkembangan ilmiah terakhir mengenai masalah ini akan memberikan tambahan informasi penting terhadap perkiraan semacam itu.

Sebuah pertanyaan yang ada sejak dulu: “apa perbedaan antara apa yang saya tangkap dan yang Anda tangkap tatkala merasakan dunia ini?” Kita semua sepakat bahwa ketika kita melihat sekuntum mawar merah maka mawar itu bukanlah biru atau hijau, tetapi merah sebagaimana yang saya dan Anda sama-sama saksikan?” Atau bagaimanakah Anda mencium aroma yang sampai ke hidung saya?”
Sifat asli dari pengalaman-pengalaman yang dihasilkan melalui pancaindra kita tidak memungkinkan kita memberikan jawaban pasti atas pertanyaan-pertanyaan ini. Meskipun begitu, para ahli dalam bidang tersebut berpendapat bahwa hasil-hasil yang mereka peroleh dari pelbagai percobaan mereka sudah cukup untuk dapat menjawab pertanyaan “Apakah dunia yang kita rasakan berbeda?” dengan jawaban "ya".
Ada sejumlah perbedaan besar di antara pengalaman-pengamalan yang dihasilkan pancaindra masing-masing dari kita. “Tidak ada dua orang yang hidup di dalam dunia pancaindra yang sama,” menurut ahli saraf Paul Breslin dari Monell Chemical Senses Center [Pusat Indra Kimiawi, Monell] di Philadelphia. “Dunia yang Anda lihat, makanan yang Anda rasakan, aroma yang Anda cium – semuanya dirasakan dengan cara khas Anda sendiri,”, jelasnya.
Apabila Anda bertanya kepada berlainan orang yang mencicipi sebuah minuman yang berasa tidak enak apakah mereka menyukainya atau tidak maka Anda akan menerima jawaban yang berbeda. Kebanyakan akan mengatakan mereka tidak suka. Tetapi tidak semuanya. Akan ada sebagian yang mengatakan mereka tidak merasakan sesuatu yang aneh di dalamnya, dan bahkan beberapa mengatakan mereka menikmati minuman tersebut.
Para ahli pun telah mengamati keberagaman semacam ini pada berbagai percobaan terhadap indra lainnya. Terdapat sejumlah perbedaan penting pada tiap orang pada pengenalan tentang cahaya dan warna.“ Stephen Tsang dari Universitas Columbia di New York mengatakan, “Tanggapan kita terhadap cahaya beragam mulai dari mereka yang mampu mengenali satu foton tunggal sampai mereka yang memiliki penyakit yang dikenal sebagai rabun ayam, yang sangat mengganggu kemampuan mereka melihat dalam cahaya redup.”
Samir Deeb, seorang peneliti tentang perbedaan-perbedaan dalam pengindraan warna di Universitas Washington, Seattle, menyimpulkan penemuannya dalam pernyataan berikut, “Bahkan antar-individu yang memiliki penglihatan normal, uji terhadap persepsi warna memperlihatkan rentang perbedaan yang besar dalam hal bagaimana warna-warna terlihat.”
Subyek [yakni sejumlah orang yang diuji dalam penelitian ini] juga berbeda dalam hal tanggapan mereka dalam tes yang dirancang untuk mengukur ketahanan terhadap rasa sakit. Satu kelompok yang disentuhkan dengan air yang secara perlahan dipanaskan tidak tahan terhadap peningkatan suhu yang sangat kecil sekalipun, sementara kelompok lainnya terlihat sangat sedikit terpengaruhi. Satu orang bahkan berkata bahwa dia tidak merasa terganggu bahkan ketika suhu mencapai 49 derajat Celcius, batas tertinggi yang dapat diterima kulit manusia tanpa melepuh. Bob Coghill, dari Wake Forest Medical School [Sekolah Kedokteran Walke Forest], yang melakukan sejumlah percobaan tersebut, menyambungkan orang-orang yang menjadi subyek penelitian tersebut pada sebuah magnetic resonance imaging device [alat pencitra resonansi magnetis] dan menentukan sebuah hubungan yang jelas antara tingkat rasa sakit yang dialami dan jumlah aktifitas otak yang terjadi bersamaan di dalam cerebral cortex. “Persepsi terhadap rasa sakit memiliki keberagam yang sangat besar,” kata Jeffrey Mogil dari Universitas McGill di Montreal, “dan percobaan-percobaan ini menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan itu adalah nyata dan apa adanya.”
Dengan demikian terdapat keragaman individu yang besar setidaknya pada keempat pancaindra. Ini berarti organ penerima penglihatan, penciuman, pengecapan dan rasa-sakit Anda benar-benar berbeda dengan yang dimiliki orang lain. Paul Breslin menegaskan tabiat mendasar dari penemuan-penemuan ini: “Jika Anda menganggap bahwa hampir setiap hal yang kita kenali sejak lahir bergantung pada sistem indrawi kita, maka perbedan-perbedaan indrawi individu kitalah yang jauh lebih menarik.” Dengan kata lain, “hidup kita keseluruhannya merupakan hasil persepsi (pengindraan) kita.”
Ini berarti seseorang berhadapan dengan kebenaran hidup yang terpenting.
Akan tetapi bagaimana seluk beluk yang sedemikian luar biasa rumit, saling terkait dan rinci dari kehidupan dapat tetap berlangsung dengan cara yang sedemikian nyata dan tanpa terputus di dalam sebuah dunia yang di dalamnya materi hanya ada sebagai sebuah persepsi (hasil pengindraan)? Milik siapakah seluruh informasi ini, dan siapakah Pencipta dari semua peristiwa dan Penguasa segala sesuatu?
Siapa pun yang dengan tulus memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini akan pasti melihat kebenaran. Allah telah menciptakan manusia beserta seluruh kemampuan indrawi (persepsi) mereka, dengan kata lain takdir mereka, dan Allah adalah Penguasa kehidupan mereka di setiap waktu. Dia mengetahui apa yang terjadi setiap saat.
Dua peristiwa yang disebutkan Allah dalam Al Qur'an mungkin menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan indrawi tidaklah terbatas pada perbedaan-perbedaan kecil dalam mengenali warna atau rasa sakit. Yang pertama dari peristiwa ini merujuk pada Nabi Ibrahim AS yang merasakan api sebagai dingin. Allah yang Mahakuasa mengeluarkan perintah “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim!” (QS. Al Anbiyaa', 21:69), dan dengan kehendak-Nya Nabi Ibrahim tidak merasakan sedikit pun sifat membakar dari api. Demikianlah, Nabi Ibrahim merasakan api, yang dirasakan panas membakar oleh setiap orang, sebagai sesuatu yang sejuk. Pada peristiwa lainnya, Allah menampakkan golongan yang tengah berperang di pihak-Nya berjumlah dua kali lipat di mata para musuh mereka:
"Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka.  Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati." (QS. Al Qur'an, 3:13)
Pengungkapan bahwa satu orang digambarkan sedang terlihat sebagai dua orang "dengan mata kepala mereka sendiri“ sangatlah jelas, dan mengesankan bahwa para pengingkar Allah mungkin telah mengalami perbedaan pengindraan dengan melihat satu orang yang beriman berjumlah dua. (Wallaahu a'lam) Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan indrawi telah ditetapkan sebelumnya oleh  Allah dengan pengetahuan yang tidak mampu kita pahami.
HARUN YAHYA

Sejarah Kaligrafi

Posted by el khan

Pembentukan huruf abjad Arab sehingga menjadi dikenal pada masa-masa awal Islam memakan waktu berabad-abad. Inskripsi Arab Utara bertarikh 250 M, 328 M dan 512 M menunjukkan kenyataan tersebut. Dari inskripsi-inskripsi yang ada, dapat ditelusuri bahwa huruf Arab berasal dari huruf Nabati yaitu huruf orang-orang Arab Utara yang masih dalam rumpun Smith yang terutama hanya menampilkan huruf-huruf mati. Dari masyarakat Arab Utara yang mendiami Hirah dan Anbar tulisan tersebut berkembang pemakaiannya ke wilayah-wilayah selatan Jazirah Arab.
Perkembangan Kaligrafi Periode Bani Umayyah (661-750 M)
Beberapa ragam kaligrafi awalnya dikembangkan berdasarkan nama kota tempat dikembangkannya tulisan. Dari berbagai karakter tulisan hanya ada tiga gaya utama yang berhubungan dengan tulisan yang dikenal di Makkah dan Madinah yaitu Mudawwar (bundar), Mutsallats (segitiga), dan Ti’im (kembar yang tersusun dari segitiga dan bundar). Dari tiga inipun hanya dua yang diutamakan yaitu gaya kursif dan mudah ditulis yang disebut gaya Muqawwar berciri lembut, lentur dan gaya Mabsut berciri kaku dan terdiri goresan-goresan tebal (rectilinear). Dua gaya inipun menyebabkan timbulnya pembentukan sejumlah gaya lain lagi diantaranya Mail (miring), Masyq (membesar) dan Naskh (inskriptif). Gaya Masyq dan Naskh terus berkembang, sedangkan Mail lambat laun ditinggalkan karena kalah oleh perkembangan Kufi. Perkembangan Kufi pun melahirkan beberapa variasi baik pada garis vertikal maupun horizontalnya, baik menyangkut huruf-huruf maupun hiasan ornamennya. Muncullah gaya Kufi Murabba’ (lurus-lurus), Muwarraq (berdekorasi daun), Mudhaffar (dianyam), Mutarabith Mu’aqqad (terlilit berkaitan) dan lainnya. Demikian pula gaya kursif mengalami perkembangan luar biasa bahkan mengalahkan gaya Kufi, baik dalam hal keragaman gaya baru maupun penggunannya, dalam hal ini penyalinan al-Qur’an, kitab-kitab agama, surat-menyurat dan lainnya.
Diantara kaligrafer Bani Umayyah yang termasyhur mengembangkan tulisan kursif adalah Qutbah al-Muharrir. Ia menemukan empat tulisan yaitu Thumar, Jalil, Nisf, dan Tsuluts. Keempat tulisan ini saling melengkapi antara satu gaya dengan gaya lain sehingga menjadi lebih sempurna. Tulisan Thumar yang berciri tegak lurus ditulis dengan pena besar pada tumar-tumar (lembaran penuh, gulungan kulit atau kertas) yang tidak terpotong. Tulisan ini digunakan untuk komunikasi tertulis para khalifah kepada amir-amir dan penulisan dokumen resmi istana. Sedangkan tulisan Jalil yang berciri miring digunakan oleh masyarakat luas.
Sejarah perkembangan periode ini tidak begitu banyak terungkap oleh karena khilafah pelanjutnya yaitu Bani Abbasiyah telah menghancurkan sebagian besar peninggalan-peninggalannya demi kepentingan politis. Hanya ada beberapa contoh tulisan yang tersisa seperti prasasti pembangunan Dam yang dibangun Mu’awiyah, tulisan di Qubbah Ash-Shakhrah, inskripsi tulisan Kufi pada sebuah kolam yang dibangun Khalifah Hisyam dan lain-lain.
Perkembangan Kaligrafi Periode Bani Abbasiyah (750-1258 M)
Gaya dan teknik menulis kaligrafi semakin berkembang terlebih pada periode ini semakin banyak kaligrafer yang lahir, diantaranya Ad-Dahhak ibn ‘Ajlan yang hidup pada masa Khalifah Abu Abbas As-Shaffah (750-754 M), dan Ishaq ibn Muhammad pada masa Khalifah al-Manshur (754-775 M) dan al-Mahdi (775-786 M). Ishaq memberi kontribusi yang besar bagi pengembangan tulisan Tsuluts dan Tsulutsain dan mempopulerkan pemakaiannya. Kemudian kaligrafer lain yaitu Abu Yusuf as-Sijzi yang belajar Jalil kepada Ishaq. Yusuf berhasil menciptakan huruf yang lebih halus dari sebelumnya.
Adapun kaligrafer periode Bani Abbasiyah yang tercatat sebagai nama besar adalah Ibnu Muqlah yang pada masa mudanya belajar kaligrafi kepada Al-Ahwal al-Muharrir. Ibnu Muqlah berjasa besar bagi pengembangan tulisan kursif karena penemuannya yang spektakuler tentang rumus-rumus geometrikal pada kaligrafi yang terdiri dari tiga unsur kesatuan baku dalam pembuatan huruf yang ia tawarkan yaitu : titik, huruf alif, dan lingkaran. Menurutnya setiap huruf harus dibuat berdasarkan ketentuan ini dan disebut al-Khat al-Mansub (tulisan yang berstandar). Ia juga mempelopori pemakaian enam macam tulisan pokok (al-Aqlam as-Sittah) yaitu Tsuluts, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riqa’, dan Tauqi’ yang merupakan tulisan kursif. Tulisan Naskhi dan Tsuluts menjadi populer dipakai karena usaha Ibnu Muqlah yang akhirnya bisa menggeser dominasi khat Kufi.
Usaha Ibnu Muqlah pun dilanjutkan oleh murid-muridnya yang terkenal diantaranya Muhammad ibn As-Simsimani dan Muhammad ibn Asad. Dari dua muridnya ini kemudian lahir kaligrafer bernama Ibnu Bawwab. Ibnu Bawwab mengembangkan lagi rumus yang sudah dirintis oleh Ibnu Muqlah yang dikenal dengan Al-Mansub Al-Faiq (huruf bersandar yang indah). Ia mempunyai perhatian besar terhadap perbaikan khat Naskhi dan Muhaqqaq secara radikal. Namun karya-karyanya hanya sedikit yang tersisa hingga sekarang yaitu sebuah al-Qur’an dan fragmen duniawi saja.
Pada masa berikutnya muncul Yaqut al-Musta’simi yang memperkenalkan metode baru dalam penulisan kaligrafi secara lebih lembut dan halus lagi terhadap enam gaya pokok yang masyhur itu. Yaqut adalah kaligrafer besar di masa akhir Daulah Abbasiyah hingga runtuhnya dinasti ini pada tahun 1258 M karena serbuan tentara Mongol.
Pemakaian kaligrafi pada masa Daulah Abbasiyah menunjukkan keberagaman yang sangat nyata, jauh bila dibandingkan dengan masa Umayyah. Para kaligrafer Daulah Abbasiyah sangat ambisius menggali penemuan-penemuan baru atau mendeformasi corak-corak yang tengah berkembang. Karya-karya kaligrafi lebih dominan dipakai sebagai ornamen dan arsitektur oleh Bani Abbasiyah daripada Bani Umayyah yang hanya mendominasi unsur ornamen floral dan geometrik yang mendapat pengaruh kebudayaan Hellenisme dan Sasania.
Perkembangan Kaligrafi Periode Lanjut
Selain di kawasan negeri Islam bagian timur (al-Masyriq) yang membentang di sebelah timur Libya termasuk Turki, dikenal juga kawasan bagian barat dari negeri Islam (al-Maghrib) yang terdiri dari seluruh negeri Arab sebelah barat Mesir, termasuk Andalusia (Spanyol Islam). Kawasan ini memunculkan bentuk kaligrafi yang berbeda. Gaya kaligrafi yang berkembang dominan adalah Kufi Maghribi yang berbeda dengan gaya di Baghdad (Irak). Sistem penulisan yang ditemukan oleh Ibnu Muqlah juga tidak sepenuhnya diterima, sehingga gaya tulisan kursif yang ada bersifat konservatif.
Sementara bagi kawasan Masyriq, setelah kehancuran Daulah Abbasiyah oleh tentara Mongol dibawah Jengis Khan dan puteranya Hulagu Khan, perkembangan kaligrafi dapat segera bangkit kembali tidak kurang dari setengah abad. Oleh Ghazan cucu Hulagu Khan yang telah memeluk agama Islam, tradisi kesenian pun dibangun kembali. Penggantinya yaitu Uljaytu juga meneruskan usaha Ghazan, ia memberikan dorongan kepada kaum terpelajar dan seniman untuk berkarya. Seni kaligrafi dan hiasan al-Qur’an pun mencapai puncaknya. Dinasti ini memiliki beberapa kaligrafer yang dibimbing Yaqut seperti Ahmad al-Suhrawardi yang menyalin al-Quran dalam gaya Muhaqqaq tahun 1304, Mubarak Shah al-Qutb, Sayyid Haydar, Mubarak Shah al-Suyufi dan lain-lain.
Dinasti Il-Khan yang bertahan sampai akhir abad ke-14 digantikan oleh Dinasti Timuriyah yang didirikan Timur Leng. Meskipun dikenal sebagai pembinasa besar, namun setelah ia masuk Islam kaum terpelajar dan seniman mendapat perhatian yang istimewa. Ia mempunyai perhatian besar terhadap kaligrafi dan memerintahkan penyalinan al-Qur’an. Hal ini dilanjutkan oleh puteranya Shah Rukh. Diantara ahli kaligrafi pada masa ini adalah Muhammad al-Tughra’I yang menyalin al-Qur’an bertarih 1408 daam gaya Muhaqqaq emas. Dan putera Shah Rukh sendiri yang bernama Ibrahim Sulthan menjadi salah seorang kaligrafer terkemuka.
Dinasti Timuriyah mengalami kemunduran menjelang abad ke-15 dan segera digantikan oleh Dinasti Safawiyah yang bertahan di Persia dan Irak sampai tahun 1736. pendirinya Shah Ismail dan penggantinya Shah Tahmasp mendorong perumusan dan pengembangan gaya kaligrafi baru yang disebut Ta’liq yang sekarang dikenal khat Farisi. Gaya baru yang dikembangkan dari Ta’liq adalah Nasta’liq yang mendapat pengaruh dari Naskhi. Tulisan Nasta’liq ahkirnya menggeser Naskhi dan menjadi tulisan yang biasa digunakan untuk menyalin sastra Persia.
Di Kawasan India dan Afganistan berkembang kaligrafi yang lebih bernuansa tradisional. Gaya Behari muncul di India pada abad ke-14 yang bergaris horisontal tebal memanjang yang kontras dengan garis vertikalnya yang ramping. Sedangkan di kawasan Cina memperlihatkan corak yang khas lagi, dipengaruhi tarikan kuas penulisan huruf Cina yang lazim disebut gaya Shini. Gaya ini mendapat pengaruh dari tulisan yang berkembang di India dan Afganistan. Tulisan Shini biasa ditorehkan di keramik dan tembikar.
Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah Arab diperintah oeh Dinasti Utsmaniyah (Ottoman) di Turki. Perkembangan kaligrafi sejak masa dinasti ini hingga perkembangan terakhirnya selalu terkait dengan dinasti Utsmaniyah Turki. Perkembangan kaligrafi pada masa Utsmaniyah ini memperlihatkan gairah yang luar biasa. Kecintaan kaligrafi tidak hanya pada kalangan terpelajar dan seniman tetapi juga beberapa sultan bahkan dikenal juga sebagai kaligrafer. Mereka tidak segan-segan untuk merekrut ahli-ahli dari negeri musuh seperti Persia, maka gaya Farisi pun dikembangkan oleh dinasti ini. Adapun kaligrafer yang dipandang sebagai kaligrafer besar pada masa dinasti ini adalah Syaikh Hamdullah al-Amasi yang melahirkan beberapa murid, salah satunya adalah Hafidz Usman. Perkembangan kaligrafi Turki sejak awal pemerintahan Utsmaniyah melahirkan sejumlah gaya baru yang luar biasa indahnya, berpatokan dengan gaya kaligrafi yang dikembangkan di Baghdad jauh sebelumnya. Yang paling penting adalah Syikastah, Syikastah-amiz, Diwani, dan Diwani Jali. Syikastah (bentuk patah) adalah gaya yang dikembangkan dari Ta’liq an Nasta’liq awal. Gaya ini biasanya dipakai untuk keperluan-keperluan praktis. Gaya Diwani pun pada mulanya adalah penggayaan dari Ta’liq. Tulisan ini dikembangkan pada akhir abad ke-15 oleh Ibrahim Munif, yang kemudian disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah. Gaya ini benar-benar kursif, dengan garis yang dominan melengkung dan bersusun-susun. Diwani kemudian dikembangkan lagi dan melahirkan gaya baru yang lebih monumental disebut Diwani Jali, yang juga dikenal sebagai Humayuni (kerajaan). Gaya ini sepenuhnya dikembangkan oleh Hafidz Usman dan para muridnya.

Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang

Posted by el khan

Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam pengawasan dan pembinaan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
MAN Tambakberas menerima peserta didik baru untuk program :
  1. Kelas Reguler
  2. Kelas Unggulan
  3. Kelas Keterampilan:
  • Keterampilan Otomotif (1 kelas Putra)
  • Keterampilan meubelair (1 kelas Putra)
  • Keterampilan Tatabusana (1 kelas putri)
Waktu & Tempat Pendaftaran, Pendaftaran dibuka mulai tanggal 11 Juni 2011 s/d. 4 Juli 2011 Waktu : Pukul 08.00 – 13.00 WIB Tempat : Kantor Pusat MAN Tambakberas (PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang) Jl. Merpati Tambakberas Jombang. Telp.(0321) 862352, 08283481330 Fax. (0321) 855537 Syarat Pendaftaran,
  1. Mengisi formulir pendaftaran
  2. Menyerahkan fotocopi ijazah dan SKHUN MTs/SMP yang telah di legalisir sebanyak 2 lembar.
  3. Menunjukkan Ijazah dan SKHUN aslinya.
  4. Menyerahkan fotocopi NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) sebanyak 2 lembar.
  5. Menyerahkan pas photo hitam putih 3x4 sebanyak 12 lembar.
  6. Menyerahkan fotocopi Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 lembar.
  7. Menyerahkan fotocopi prestasi akademik (sertifikat/piagam) bagi yang memiliki, masing-masing 2 lembar.
  8. Membayar biaya pendaftaran Rp 75.000,- .
  9. Menyerahkan fotocopi hasil test IQ, bagi yang memiliki, sebanyak 2 lembar.
Waktu Tes Seleksi Tes dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Juli 2011 jam 08.00 – 12.00 WIB. Materi Tes, Materi yang diujikan:
  1. Kelas Reguler : Tes tulis dan praktik ibadah serta baca Al-Qur’an.
  2. Kelas Unggulan: (1) Ujian Tulis: Matematika, IPA/sains, Bahasa Inggris, dan (2) Ujian Praktik: Praktik Ibadah, Membaca Al-Quran.
  3. Kelas Keterampilan: (1) Ujian Tulis: Pengetahuan Dasar tentang Keterampilan dan (2) Ujian Praktik: Praktik Ibadah, Membaca Al-Qur’an.
Pada saat tes, peserta wajib membawa pencil 2B (koreksi menggunakan scanner). Pengumuman Hasil Tes, Pengumuman hasil tes pada hari Rabu, 6 Juli 2011 jam 08.00 WIB Daftar Ulang, Bagi calon siswa yang LULUS seleksi harus melaksanakan daftar ulang dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Pelaksanaan daftar ulang, sejak tanggal 6 – 7 Juli 2011 Masa Orientasi Siswa (MOS) Pembelakalan siswa baru dilaksanakan pada hari Jum'at, 8 Juli 2011. MOS dilaksanakan tanggal 9 – 11 Juli 2011 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Dimulai Senin, 11 Juli 2011

Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang

Posted by el khan



Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2011-2012 MAN Tambakberas Jombang
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam pengawasan dan pembinaan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
MAN Tambakberas menerima peserta didik baru untuk program :
  1. Kelas Reguler
  2. Kelas Unggulan
  3. Kelas Keterampilan:
  • Keterampilan Otomotif (1 kelas Putra)
  • Keterampilan meubelair (1 kelas Putra)
  • Keterampilan Tatabusana (1 kelas putri)
Waktu & Tempat Pendaftaran, Pendaftaran dibuka mulai tanggal 11 Juni 2011 s/d. 4 Juli 2011 Waktu : Pukul 08.00 – 13.00 WIB Tempat : Kantor Pusat MAN Tambakberas (PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang) Jl. Merpati Tambakberas Jombang. Telp.(0321) 862352, 08283481330 Fax. (0321) 855537 Syarat Pendaftaran,
  1. Mengisi formulir pendaftaran
  2. Menyerahkan fotocopi ijazah dan SKHUN MTs/SMP yang telah di legalisir sebanyak 2 lembar.
  3. Menunjukkan Ijazah dan SKHUN aslinya.
  4. Menyerahkan fotocopi NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) sebanyak 2 lembar.
  5. Menyerahkan pas photo hitam putih 3x4 sebanyak 12 lembar.
  6. Menyerahkan fotocopi Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 lembar.
  7. Menyerahkan fotocopi prestasi akademik (sertifikat/piagam) bagi yang memiliki, masing-masing 2 lembar.
  8. Membayar biaya pendaftaran Rp 75.000,- .
  9. Menyerahkan fotocopi hasil test IQ, bagi yang memiliki, sebanyak 2 lembar.
Waktu Tes Seleksi Tes dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Juli 2011 jam 08.00 – 12.00 WIB. Materi Tes, Materi yang diujikan:
  1. Kelas Reguler : Tes tulis dan praktik ibadah serta baca Al-Qur’an.
  2. Kelas Unggulan: (1) Ujian Tulis: Matematika, IPA/sains, Bahasa Inggris, dan (2) Ujian Praktik: Praktik Ibadah, Membaca Al-Quran.
  3. Kelas Keterampilan: (1) Ujian Tulis: Pengetahuan Dasar tentang Keterampilan dan (2) Ujian Praktik: Praktik Ibadah, Membaca Al-Qur’an.
Pada saat tes, peserta wajib membawa pencil 2B (koreksi menggunakan scanner). Pengumuman Hasil Tes, Pengumuman hasil tes pada hari Rabu, 6 Juli 2011 jam 08.00 WIB Daftar Ulang, Bagi calon siswa yang LULUS seleksi harus melaksanakan daftar ulang dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Pelaksanaan daftar ulang, sejak tanggal 6 – 7 Juli 2011 Masa Orientasi Siswa (MOS) Pembelakalan siswa baru dilaksanakan pada hari Jum'at, 8 Juli 2011. MOS dilaksanakan tanggal 9 – 11 Juli 2011 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Dimulai Senin, 11 Juli 2011